Setiap orang punya definisi perjuangannya masing-masing.
Mahasiswa, mereka adalah anak2 muda yang belajar di universitas dan mereka
berjuang untuk lulus dengan nilai yang baik dalam tempo sesingkat-singkatnya.
Sementara bagi mereka yang sudah bekerja mereka mendefinisikan berjuang dengan
mendapatkan income yang setinggi-tingginya, dengan modal yang
serendah-rendahnya. Bagi para siswa sekolah dasar, esensi berjuang adalah
bagaimana mendapat nilai yang baik untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP. Itu adalah idealnya ketika
siswa SD itu berada di kota-kota besar. Sementara bagi siswa yang kurang
beruntung berjuang adalah untuk dapat tetap sekolah dan tidak putus sekolah,
itu adalah prestasi besar bagi mereka. Lalu beda lagi dengan siswa di
pedalaman. Bahkan bagi mereka bisa bertemu dengan guru atau pengajar setiap
hari saja sudah syukur, apalagi bisa lulus UNAS, itu adalah prestasi yang tak
ternilai bagi mereka. Lalu apa definisi berjuang yang sebenarnya? Pasti jawabannya
macam2
Namun bagi penggemar sepakbola, yang menyukai olahraga
olah bola ini tentu memaknai perjuangan dengan hal yang sama. Yaitu berjuang
untuk dapat selalu menyaksikan kesebelasan mereka bermain, syukur2 menang. Bagi
saya penggemar Manchester United, menyaksikan para pemain pujaan seperti Wayne
Rooney di layar kaca sudah cukup mengobati kelelahan setelah seharian
beraktifitas. Bahkan kadang kami, para penggemar seakan lupa dan tersihir. Kami
lupa bahwa besok ada ulangan, kami lupa bahwa jam bertanding di malam hari,
sementara kita berteriak kegirangan ketika tim mencetak goal.
Terkadang melihat pemain keluar dari lorong ganti menuju
lapangan, dan diperdengarkan FIFA anthem
sudah cukup membuat hati bergetar seakan kami mendapat semangat baru. Tak
perduli kalah dan menang, seakan tidak kapok. Walaupun MU bermain kurang
kompak, tidak ada peluang emas, dan gagal mencetak goal, kami tetap menonton
setiap tim kesayangan bermain.
Berjuang bagi pemain bola sebenarnya simple, akan tetapi
banyak elemen yang mempengaruhi sehingga terlihat kompleks. Simple nya pemain tinggal menggiring
bola melewati lawan sehingga masuk ke gawang lawannya. Yang membuat kompleks
adalah, tidak boleh mengenai tangan, ada peraturan offside dimana pemain tidak
boleh mendahului lawannya, dan ada tembok pertahanan terakhir bernama penjaga
gawang. Penjaga gawang seakan menjadi tembok terakhir, dan ketika tembok itu
runtuh terjadilah goal dan semua bersuka cita. Tentu saja terkecuali pemain dan
pendukung lawan. Memang begitulah dunia ini. Di saat ada satu pihak senang,
pastilah ada pihak lain yang merasa tidak senang. Saya rasa ini adalah hukum
tak tertulis di dunia. Bahkan ketika seseorang melakukan sesuatu dengan niat
baikpun bisa dinilai berbeda oleh orang lain. Jadi hiduplah dalam perjuangan versi mu masing2 !!
wenaak :v
BalasHapus