Selasa, 12 Mei 2015

Tersesat





Saat ini adalah zaman dimana banyak kelimpahan yang kita dapat. Kita bisa memilih makanan apapun yang akan kita makan. Memilih pakaian apapun yang akan kita kenakan dari harga yang murah sampai yang mahal. Kendaraan kita bisa memakai sepeda untuk pergi ke kampus atau motor bahkan mobil.
Zaman ini juga terdapat kelimpahan ideology. Pemikiran-pemikiran tokoh ekonomi dan politik dari yang sosialis hingga demokratis, dan dalam ekonomi dikenal yang namanya hedonism dimana setiap orang berlomba untuk menikmati segala kekayaan yang dimiliki. Ada juga pemikiran-pemikiran  Islam. Dari yang benar bersumber pada Al-Quran dan Hadist serta para Ulama. Ada juga pemikiran-pemikiran tokoh yang sesat dan tidak patut kita contoh. Dimana ajaran ini seperti Islam namun memiliki tujuan yang lainnya.
Dua hal yang perlu kita perhatikan yaitu kelimpahan materi dan ideology. Terkadang keduanya membawa kita sedikit demi sedikit menjauh dari tujuan kita hidup sebenarnya dan membuat kita TERSESAT.
Materi adalah segala hal yang kita mililki. Semua aset bergerak maupun tidak. Pada era ini kita membeli sesuatu bukan karena azas manfaat, tetapi karena tuntutan mode, tuntutan gengsi dan pergaulan. Kita terkadang membeli barang yang tidak benar-benar kita butuhkan. Dalam hal ideology, awas kita dapat tersesat. Kita boleh saja mepelajari apa itu sosialis, marxis, liberalism, dan realis. Namun perhatikan diri kita. Apakah hal ini cocok untuk kita. Tidak semua yang ada harus kita gunakan. Kita gunakan yang cocok dan perlu kita pakai.
Seperti membeli sebuah sepatu, kita harus tau model dan ukuran sepatu yang kita inginkan. Namun kita juga harus mengukur berapa uang kita. Apakah cocok dengan isi dompet kita??? Jangan tersesat kawanku. Fokus itu perlu. Fokus membuat kita mengerjakan apa yang perlu kita kerjakan. Dengan fokus kita akan lebih cepat sampai tujuan.
Terkadang saya melihat teman yang ke kampus naik mobil, ingin rasanya melakukan hal yang sama. Namun mengukur diri ini, rasanya tidak mungkin. Dan yang kedua, apabila bisa melakukan hal yang sama pun mungkin akan muncul persasaan sombong dalam diri ini. Ingin dipuji, dan ingin diperhatikan.
Cukuplah diri ini begini saja, namun tetap mengusahakan yang terbaik. Kita pandang orang lain yang di atas penuh harap, sehingga kita dapat berharap melakukan yang terbaik untuk dapat seperti dia. Kita jadikan itu sebagai motivasi, dan bukan perasaan iri yang kita munculkan. memandang ke bawah dengan penuh rasa syukur bahwa kita ternyata  masih lebih beruntung. Dan jadikan sebagai pemacu untuk berbagi.
Sekali lagi fokuslah dalam dirimu sendiri. Lakukan terbaik yang ada dalam dirimu. Sesekali perhatikan orang lain boleh, namun harus ada pelajaran yang diambil. Fokus adalah kunci cepat sampai tujuan !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar